JAKARTA, EDUNEWS.ID – Kendati ada 200 ribu mahasiswa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) lulusan perguruan tinggi per tahun, tetapi keahlian yang mereka miliki sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Hal itu juga terlihat pada sektor-sektor yang memiliki pertumbuhan tinggi, seperti otomotif dan pariwisata.
Presiden Singapore Management University (SMU) Arnoud De Meyer tak menampik jika pemerintah Indonesia telah meningkatkan perhatian terhadap reformasi pendidikan. Termasuk, mengintegrasikan lebih banyak modul pelatihan yang relevan dengan TIK ke dalam kurikulum. Serta, mendorong lebih banyak pelajar untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.
“Upaya ini dihalangi oleh infrastruktur yang lemah. Atau, tidak tersedianya tenaga pendidikan berkualitas dalam jumlah yang mencukupi,” ujar Meyer saat meneliti sistem pendidikan lima negara ASEAN, Selasa (1/10/2016).
Mayer mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang kuat dalam beberapa tahun belakangan, mampu menurunkan angka pengangguran. Namun, tingkat pengangguran pemuda di Indonesia masih berkisar pada angka 18 persen. Menurutnya, hal itu merupakan masalah serius. Sebab, menghilangkan salah satu aset terpenting negara, yaitu angkatan kerja yang muda dan dinamis.
