JAKARTA, EDUNEWS.ID – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan menerbitkan surat utang atau obligasi senilai USD750 juta. Dana hasil penerbitan obligasi untuk pembayaran utang. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (13/3/2018).
PT Garuda Indonesia Tbk memiliki utang jangka panjang sebesar US$ 636 juta dan jangka pendek sebesar USD1.080 juta. Dana hasil penerbitan obligasi untuk pembiayaan kembali utang sehingga proporsi utang jangka panjang tidak akan lebih kecil dibandingkan proporsi pinjaman jangka pendek.
Selain pembiayaan kembali utang, perseroan akan menggunakan obligasi untuk kegiatan usaha perseroan.Adapun jatuh tempo obligasi tersebut pada 2023 dan obligasi akan diterbitkan tanpa jaminan.
Perseroan dibantu joint lead manager untuk menerbitkan obligasi itu antara lain Australia and New Zealand Banking Group (ANZ), Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ (BTMU), Deutsche Bank dan Standard Chartered Bank.
Penerbitan obligasi tersebut melebihi 50 persen dari total ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan 2017. Total ekuitas perseroan sebesar USD937,46 juta. Jadi total nilai rencana transaksi melebihi 50 persen dari total ekuitas perseroan per 31 Desember 2017.
Perseroan pun akan meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan aksi korporasi tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 April 2018.
Asal tahu saja, sepanjang tahun 2017 kemarin, PT Garuda Indonesia Tbk membukukan rugi bersih sebesar USD213,38 juta. Pendapatan usaha perseroan naik menjadi USD4,17 miliar pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya USD3,86 miliar.