JAKARTA, EDUNEWS.ID – Parade Bhinneka Tunggal Ika yang digelar pada Sabtu pagi di bundaran patung kuda Arjuna Wijaya dengan menampilkan keberagaman suku bangsa, agama, serta ras di Indonesia diikuti ribuan orang dari berbagai daerah.
“Kemarin, komitmen dari berbagai elemen yang mau datang total ada 97 ribu, belum termasuk yang datang pribadi dengan sendirinya,” kata salah seorang penggagas Parade Bhinneka Tunggal Ika, Hasan Nasbi, di Jakarta, Sabtu (19/11/2016).
Namun faktanya, peserta demonya hanya sekitar 500 orang.
Hasan yang merupakan pendukung kandidat Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini mengatakan sasaran yang dituju dalam aksi damai ini adalah merawat Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan kebinekaan Indonesia, serta mempertahankan pemerintahan yang terpilih secara konstitusional dan menyerukan penegakan hukum yang tidak bisa diintervensi pihak mana pun.
Menurut dia, sejumlah warga sipil gelisah karena dibiarkannya kelompok yang dinilai tidak menghargai perbedaan, tidak memiliki kebinekaan, dan ingin mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan ideologi yang bertentangan dengan NKRI.
“Yang bisa menerima keberagaman itu hanya Pancasila, tapi ada sebagian orang muncul seolah bukan orang Indonesia. Kita harus memuliakan bangsa sendiri, bukan meniadakan sesama bangsa hanya karena ia lahir berbeda,” ujar Hasan.
Ia menambahkan, info Parade Bhinneka Tunggal Ika ini sudah disebarluaskan sejak sepekan lalu melalui berbagai media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Antusiasme masyarakat dari berbagai wilayah pun terlihat dengan datangnya warga dari Nias, Kalimantan Barat, Banten, dan Jabodetabek dengan memakai kaus merah/putih dan baju adat.
[Tempo]