JAKARTA, EDUNEWS.ID – Target rasio gini dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 sulit tercapai. Meski demikian, pemerintah berkomitmen mengurangi ketimpangan secara maksimal melalui program pemerintah, seperti Program Keluarga Harapan (PKH).
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan tingkat ketimpangan yang ditunjukkan dengan Rasio Gini, bisa menyentuh level di bawah 0,39 pada akhir 2018.
“Tahun ini kita harapkan bisa di bawah 0,39 dan tahun depan sekitar 0,38,” kata Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro usai membuka Forum Konsultasi Publik (FKP) di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Dalam APBN 2018, tingkat ketimpangan sendiri ditargetkan mencapai 0,38 pada 2018. Sebelumnya, pada 2017, Bambang juga sempat menyebutkan tingkat ketimpangan akan diturunkan mencapai 0,38 pada 2018 dan 0,37 pada 2019.
Bambang berdalih, penurunan Rasio Gini bukanlah merupakan upaya yang mudah. Ia menyebut keberhasilan pemerintah menurunkan Rasio Gini dari sebelumnya di atas 0,4 kini menjadi sekitar 0,39 merupakan hal yang bagus.
“Itu sudah sangat bagus karena waktu naiknya jauh lebih tajam dari penurunan dan naiknya itu 2011 karena komoditas. Jadi pemerintah sekarang sudah punya progra untuk mengurangi secara perlahan, dari di atas 0,4 persen menjadi 0,391. Karena Gini itu turun 0,1 itu sudah penurunan yang besar, tidak mudah,” ujar Bambang.
Pengurangan ketimpangan merupakan fokus pembangunan yang perlu ditangani komprehensif. Sesuai dengan arahan Presiden, pemerintah harus fokus untuk mengurangi ketimpangan, antar kelompok pendapatan dan antar wilayah.
Hal ini telah tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Pada 2019, tingkat kemiskinan diharapkan dapat turun menjadi 7-8 persen dari angka baseline 11,22 persen di 2015. Demikian pula, angka ketimpangan diupayakan untuk menurun dari 0,408 di 2015 menjadi 0,36 pada akhir RPJMN.