Oleh : Rakyat Biasa
Pelawak kau undang ke istana
Kau hormati dengan menjamu mereka
Kau nikmati kata-kata mereka
Sampai kau tertawa-tawa
Nasrani pembakar masjid di Tolikara
Sengaja kau undang ke istana
Kau perhatikan mereka
Kau turuti apa yang mereka kata
Para ulama, habaib dan jutaan umat Islam denganmu ingin bertatap muka
Tapi kau sengaja meninggalkan istana
Kau tak sudi berjumpa dan menyapa
Menurutmu siapa yang mulia di antara mereka bertiga?
Para ulama, habaib dan umatnya salah apa?
Hingga kau sambut dengan tembakan peluru karet dan gas air mata
Sepeda motor-sepeda motor polisi meraung-raung memutari dan menabrak mereka
Hanya takbir dan sholawat “perlawanan” mereka
Banyak dari mereka yang pingsan dan terluka
Tak ketinggalan juga para ulama
Bahkan melayang satu jiwa
Hati siapa yang tak terluka?
Darimu tak ada satupun kata
Bantuan dan sumbangan juga tiada
Sebagai tanda bela sungkawa
Tapi kau malah sibuk mencari kambing hitamnya
Para ulama itu di sisi Allah mulia
Karena mereka orang-orang yang bertaqwa
Mestinya kau beradab kepada mereka
Mestinya kau muliakan mereka
Dengan mereka mestinya kau menyatukan hati dan satu kata
Tuk ikut membela Al-Qur’an dan agama
Sebagai bukti cinta
Serta menyelamatkan bangsa dan negara
Jika kau tak lakukan itu semua
Maka inilah akibatnya
Bangsa dan negara ini bisa binasa
Itu sesuai dengan peringatan dari Nabi kita
Kau sendiri pun mungkin bisa jatuh dari tahta
Tapi yang pasti Allah membuatmu terhina
Itulah adzab yang Allah timpakan di dunia
Lebih pedih lagi adzab kelak di akhirat sana
Sekarang bukan waktunya menyalahkan siapa-siapa
Sekarang masih ada masa
Bertindaklah segera!
Tangkap dan hukum si penista agama!
Dari warga negara biasa
Yang mencintai agama, bangsa dan negara