JAKARTA, EDUNEWS.ID – Sun Yat-Sen adalah seorang pemimpin kunci revolusi Tiongkok dan diakui secara luas sebagai Bapak Negara Tiongkok Modern, baik di Tiongkok Daratan maupun Taiwan.
Pada waktu itu, Tiongkok diperintah oleh seorang kaisar yang memerintah seolah-olah seperti dewa. Sun Yat-sen yakin bahwa Tiongkok perlu ditata dengan cara yang baru melalui revolusi. Pada tahun 1895, ia memimpin suatu pemberontakan di Kanton, tetapi dapat diredam. Secara keseluruhan, ia memimpin sebelas kali revolusi terhadap Dinasti Qing dan akhirnya berhasil menumbangkan kekaisaran, sehingga kaisar harus meletakkan jabatannya. Tiongkok selanjutnya menjadi Republik Tiongkok pada tahun 1911 yang didirikan oleh Sun Yat-sen. Ia juga pendiri partai tertua dalam sejarah modern Tiongkok, Kuomintang (KMT), menjadi pejabat presiden pada tahun 1912, dan presiden pada tahun 1923-1925.
Pada tahun 1925, ia meninggal di Tiongkok. Tiga tahun kemudian, salah seorang pengikutnya, Chiang Kai-shek, terpilih menjadi presiden.
Nama asli dari Sun Yat-sen adalah Sun Wen, dan nama genealogi/silsilahnya adalah Sun Deming. Nama panggilannya saat masih kanak-kanak adalah Dixiang. Nama penghormatan Sun Yat-sen adalah Zaizhi, dan nama baptisnya adalah Rixin. Saat masih bersekolah di Hong Kong ia mendapat nama Yat-sen. Sūn Zhōngshān, nama paling populernya dalam bahasa Tionghoa, berasal dari “Nakayama” dari Nakayama Sho, nama dalam bahasa Jepang yang di berikan kepadanya oleh Miyazaki Touten.
Sun Yat-sen lahir pada 12 November 1866.Tempat lahirnya berada di desa Cuiheng, Xiangshan (sekarang kota Zhongshan), provinsi Guangdong. Dia mempunyai latar belakang etnis Hakka dan Kanton. Setelah menyelesaikan pendidikannya utamanya, dia pindah ke honolulu, di mana ia hidup nyaman dengan kekayaan sederhana yang didukung oleh kakaknya Sun Mei.
Masa Pendidikan
Di umur 10 tahun, Sun Yat-sen mulai bersekolah. Ini juga poin di mana ia bertemu teman masa kecilnya, Lu Hao-tung. Diumur 13 pada tahun 1878 setelah setelah belajar beberapa tahun di sekolah lokal, Sun tinggal bersama kakaknya, Sun Mei di Honolulu.
Sun Yat-sen lalu belajar sekolah Iolani di mana ia belajar berbahasa Inggris, British history, Matematika, Sains dan Kekristenan. Awalnya yang tidak bisa berbahasa Inggris, Sun Yat-sen belajar bahasa Inggris dengan sangat cepat yang membuatnya menerima hadiah untuk prestasinya dari Raja David Kalakaua.Sun lulus dari Iolani pada tahun 1882. Lalu belajar di Oahu College (sekarang dikenal sebagai sekolah Punahou), untuk satu semester. Pada tahun 1883, dia segera dikirim ke Tiongkok karena kakaknya mulai takut Sun Yat-sen akan memeluk agama Kristen.
Saat ia kembali pulang pada tahun 1883 diumur 17 tahun, Sun bertemu lagi dengan teman masa kecilnya, Lu Hao-tung di Beijidian, sebuah kuil di desa Cuiheng. Mereka melihat banyak penduduk desa menyembah Beiji (secara harfiah berarti Kutub Utara) Raja-Dewa di kuil, dan merasa tidak puas dengan cara pengobatan kuno mereka. Merekapun menghancurkan patung tersebut, menimbulkan kemarahan warga desa dan kabur ke Hong Kong. Saat berada di Hong Kong pada tahun 1883, ia belajar di sekolah Keuskupan laki-laki(Diocesan Boys’ School) dan dari tahun 1884 sampai 1886, dia belajar di The Government Central School
Pada tahun 1886, Sun belajar tentang pengobatan di Guangzhou Boji Hospital dibawah missionaris Kristen John G. Kerr. Akhirnya, dia mendapatkan lisensi praktik Kristen sebagai dokter medis dari Hong Kong College of Medicine for Chinese (pendahulu dari The University of Hong Kong) pada tahun 1892. Lebih-lebih, dikelasnya dengan 12 siswa, Sun adalah satu dari hanya dua siswa yang lulus.
Pembaptisan
Di awal 1880-an, Sun Mei mengirim adiknya ke sekolah Iolani, yang berada di bawah pengawasan Inggris Anglikan, dan diarahkan oleh uskup Anglikan yang dipanggil Willis. Bahasa yang di instruksikan adalah bahasa Inggris. Meskipun Uskup Willis menekankan bahwa tidak ada yang dipaksa untuk menerima agama Kristen, para siswa diminta untuk menghadiri kapel pada hari Minggu. Di sekolah Iolani, Sun Wen muda pertama kali berpapasan dengan kekristenan, dan itu membuat kesan yang mendalam pada dirinya. Schriffin menulis bahwa Kristen memiliki pengaruh besar pada seluruh kehidupan politik Sun kedepan. Selanjutnya Sun di baptis di Hong Kong oleh Misionaris Amerika dari Congregational Church of the United States untuk memandang rendah saudaranya. Uskup juga menjalin persahabatan dengan Sun. Sun mengikuti gereja To Tsai saat ia belajar pengobatan barat di Hong Kong College of Medicine for Chinese. Sun menggambarkan revolusi mirip dengan misi penyelamatan Gereja Kristen. Konversinya ke Kristen terkait dengan cita-cita revolusioner mendorong kemajuan.
Sun Yat-sen menikahi Soong Ching-Ling. Soong May-Ling, adik dari Soong Ching-Ling, menikahi Chiang Kai-shek, and sehingga kedua pemimpin adalah saudara ipar melalui pernikahan dengan kakak beradik Soong. Ayah Soong Ching-Ling adalah Charlie Soong, yang meraup keuntungan besar di bidang perbankan dan pencetakan Alkitab; meskipun secara pribadi ia adalah teman Sun, ia marah ketika Sun mengumumkan niatnya untuk menikahi Ching-ling, dikarenakan Sun sudah menjadi seorang Kristen dan telah menikah dengan memiliki tiga anak, Charlie melihat tindakan sun berlawan dengan agama mereka. Ibu mereka adalah Ni Kwei-tseng.
Transformasi menuju Revolusionaris
Empat Bandit
Selama pemberontakan oleh Dinasti Qing sekitar tahun 1888, Sun berada di Hong Kong dengan kelompok pemikir revolusionaris dengan julukan Empat Bandit di Hong Kong College of Medicine for Chinese. Sun, yang telah semakin frustasi oleh pemerintahan Qing yang konservatif dan penolakannya untuk mengadopsi pengetahuan dari negara-negara barat yang berteknologi lebih maju, berhenti dari parktek medisnya dalam rangka untuk mengabdikan waktunya untuk mengubah Tiongkok.
Furen dan Xing Zhong Hui
Pada tahun 1891 Sun bertemu teman-teman revolusionarisnya di Hong Kong termasuk Yeung Ku-wan yang merupakan pemimpin dan pendiri dari Furen Literary Society. Kelompok ini menyebarkan gagasan untuk menggulingkan dinasti Qing. Pada tahun 1894 , Sun menulis sebuah petisi dengan 8.000 karakter ke Gurbernur Li Hongzhang untuk mempresentasikan ide-idenya untuk memodernisasi Tiongkok. Ia pergi ke Tianjin untuk secara pribadi menyerahkan petisi itu kepada Li tetapi tidak diizinkan bertemu. Setelah pengalamannya ini, Sun tidak ada pilihan kecuali kembali menuju revolusi. Ia meninggalkan China ke Hawaii dan mendirikan Xing Zhong Hui, yang berkomitmen untuk merevolusi kemakmuran di China. Anggota diambil terutama dari ekspatriat Tiongkok, terutama masyarakat kelas bawah. Pada bulan yang sama pada tahun 1894, Furen Literary Society bergabung dengan Xing Zhong Hui bagian Hong Kong. Setelah itu, Sun menjadi sekretaris dari Xing Zhong Hui yang baru bergabung, yang mana Yeung Ku-wan menjabat sebagai presiden. Mereka menyamarkan kegiatan mereka di Hong Kong dibawah perusahaan Qianheng.