MataKita.co, Makassar – Gerakan bersama untuk mengatasi wabah Covid-19 di Sulawesi Selatan terus menggeliat. Selain melakukan berbagai upaya memutus mata rantai sebaran virus, upaya untuk mengatasi masalah kelangkaan alat kesehatan juga dilakukan bersama-sama oleh berbagai pihak.
Hari ini, Selasa (24/3/2020), Tim Satgas Covid-19 Unhas kembali menerima bantuan sebanyak 69 paket Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Bantuan ini diantarkan langsung oleh Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi, Sp.BO, yang juga merupakan Komisaris PT. Semen Tonasa, Tbk.
Prof. Idrus Paturusi yang merupakan Rektor Unhas periode 2006 – 2010 dan 2020 – 2014 ini merupakan salah satu tokoh yang sangat aktif dalam upaya mengatasi berbagai persoalan kemanusiaan di Indonesia. Setelah wabah Covid-19 dinyatakan sebagai bencana non alam nasional, Prof. Idrus aktif mendorong sivitas akademika untuk turut membantu.
Langkah beliau mengupayakan bantuan dari PT. Semen Tonasa merupakan wujud kepeduliaan tersebut. Beliau berharap, langkah ini dapat mendorong berbagai pihak, baik pemerintah, swasta maupun individu, untuk turut berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing.
“Ini kita sedang menghadapi situasi bencana. Dalam pengalaman saya, kita tidak bisa menyelesaikan sendirian, harus ada kolaborasi. Alhamdulillah teman-teman di Unhas sudah sangat aktif terlibat. PT. Semen Tonasa ikut membantu. Mudah-mudahan lebih banyak lagi yang terlibat, agar masalah wabah ini dapat kita atasi bersama-sama,” kata Prof. Idrus.
Prof. Idrus menjelaskan bahwa bantuan APD yang disalurkan ini sepenuhnya didukung oleh manajemen PT. Semen Tonasa. Direktur Utama Semen Tonasa, Muh. Subhan AK, menyetujui dan mendukung langkah ini, sebagai wujud nyata partisipasi sosial Semen Tonasa dalam mengatasi masalah bangsa.
Bantuan yang diterima oleh Direktur Rumah Sakit Unhas ini selanjutnya diteruskan kepada Posko Induk Satgas Covid-19 Unhas. Dalam beberapa hari terakhir, Tim Satgas Covid-19 Unhas aktif mendistribusikan Alat Perlindungan Diri (APD) untuk keperluan perawatan pasien dalam perawatan (PDP) yang tersebar pada berbagai rumah sakit rujukan.
(*)
