MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar kini berhasil membentuk Shelter Warga ke 83.
Kali ini DP3A Makassar membentuk Shelter Warga Kelurahan Bontoduri, Kecamatan Tamalate, Senin (21/8/2023) siang ini.
Lurah Bonto Duri yang hadir membuka kegiatan, berterima kasih atas kedatangan DP3A Makassar.
“Sangat penting ini pembentukan Shelter karena sekarang banyak sekali keluhan-keluhan masyarakat,” ujarnya.
Kepala Bidang Perlindungan DP3A Makassar Hapidah Djalante mengatakan, dari 15 Shelter yang rencananya dibentuk tahun ini, kelurahan Bontoduri adalah Shelter yang ke 13.
Hapidah berharap pengurus Shelter Warga Bontoduri diisi orang-orang yang mau bekerja.
“Harus orang-orang yang ingin kerja, khususnya Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan stakeholder lainnya, karena dibutuhkan koordinasi,” ungkapnya.
Setelah Shelter terbentuk, pihaknya akan mengadakan pelatihan khusus sebagai bekal dalam pendampingan kasus.
Pada kesempatan ini, DP3A Makassar menghadirkan dua narasumber.
Narasumber tersebut yakni Ketua Shelter Warga Borong dan Direktur LBH APIK Sulsel.
Ketua Shelter Warga Borong Ariani menjabarkan lima fungsi Shelter.
“Meningkatkan partisipasi, tempat penanganan, memutus mata rantai kekerasan, menyelesaikan kasus dan sebagai tim TPPPO tingkat kelurahan,” papar Ariani.
Narasumber kedua, Direktur LBH APIK Sulsel meminta orang tua agar mawas diri terhadap lingkungan sekitar.
Dia menjelaskan berbagai faktor penyebab kekerasan, salah satunya adalah keterbatasan ekonomi.
“Jadikan Shelter Warga sebagai tempat curhat, jangan ki malu-malu,” jelasnya.
Dia meminta agar kasus-kasus ringan diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kalau bisa kita selesaikan di lingkungan masing-masing, karena kalau ke kantor polisi masa depan anak bisa rusak,” ungkapnya.
Dari pantauan edunews.id dilokasi, hadir dalam kegiatan, Babinsa, LPM, Bhabinkamtibmas dan masyarakat kelurahan.
Redaksi meminta maaf karena sebelumnya keliru dalam penyebutan jumlah Shelter.
