JAKARTA, EDUNEWS.ID – Anies Baswedan mengunjungi Kampus Universitas Pandidikan Indonesia (UPI) untuk mengisi kuliah umum di Auditorium Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra.
Ratusan mahasiswa menyambutnya dengan teriakan Abah, yang dibalas dengan senyum lebar olehnya.
Dalam materi bertajuk ‘Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air melalui Pendidikan Bahasa dan Sastra’, Anies bicara banyak soal menjaga bahasa Indonesia hingga bertutur di media sosial.
Dia juga tampak menuruti permintaan berswafoto bersama para dosen dan mahasiswa. Setiap namanya disebut, riuh seisi auditorium terdengar.
Pembawa acara menyatakan hadirin yang hadir merupakan Anak Abah.
Candaan itu kemudian dibalas acungan jempol oleh Anies.
Ia kemudian membuka kuliah umum dengan menceritakan momennya saat berpamitan pada sang ibu, Prof Aliyah yang alumni dan dosen di UPI.
Pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat itu mengatakan masa kecilnya sering diajak main ke daerah Ledeng.
“Ibu saya asramanya di Buahbatu, sekarang jadi RS Muhammadiyah. Lalu naik sepeda ke Asia Afrika, baru naik bus shuttle untuk ke UPI. Meski saya sarjana ekonomi, datang ke UPI saya anggap ini panggilan ke kampung halaman sendiri,” tuturnya.
Menurut Anies cinta pada Tanah Air harus selalu ditumbuhkan. Cinta pada Indonesia harus tanpa syarat, jangan pernah berkurang apalagi padam.
Anies pun menyinggung soal beberapa komentar warganet yang sering menyebut ingin pindah kewarganegaraan saat Indonesia sedang banyak masalah.
“Kalau lagi buruk jangan terus ingin ganti warga negara. Cinta pada Indonesia itu harus tanpa syarat. Kalau bekerja dengan cinta maka akan mengerjakan segalanya dengan sepenuh hati, mengembalikan yang sudah kita dapat dari Indonesia dengan berbagai permasalahannya. Bersyukur atas apa yang didapatkan dari Indonesia,” terang Anies.
Bicara soal bahasa Indonesia, lanjut dia, adalah bahasa yang luar biasa, bahasa yang dapat menyatukan keberagaman. kebiasaan masyarakat Indonesia untuk menggunakan banyak bahasa, tidak ditemukan di bangsa lainnya.
Tapi sayangnya, kosakata bahasa Indonesia belum kaya karena adanya keterbatasan. Ia menceritakan saat masih menjabat sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan melihat lema dalam KBBI masih jauh dibandingkan dengan lema bahasa negara lain.
“Maka penting untuk membuat bahasa Indonesia jadi relevan terus ke depan. Kalau kita perhatikan, kita ini punya kemampuan memperkaya bahasa dengan menyerap bahasa daerah atau istilah anak muda. Jadi kita harus buka ruang agar bahasa itu berkembang,” ungkap Anies.
Dia menilai cara untuk mengembangkan bahasa Indonesia adalah dengan membebaskan anak muda menggunakan bahasanya. Maka ia meminta seluruh anak muda untuk bersastra, membaca, dan menulis apapun medianya. Salah satunya media sosial. Jadi perluaslah bacaan, pilih karya sastra apapun sesuai minat Anda.