PAREPARE, EDUNEWS.ID – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengaku prihatin dengan informasi yang berkembang cepat di media sosial dalam beberapa bulan belakangan. Banyak ujaran kebencian yang tersebar demikian masif hingga bisa mengubah pola hubungan antar sesama warga bangsa.
“Saban detik kita disuguhi berita-berita negatif yang beredar melalui medsos tanpa terkendali. Sumbernya darimana tidak jelas. Berseliweran memenuhi ruang kesadaran kita,” kata Lukman pada acara Silaturrahim bersama civitas akademika STAIN Pare-Pare, Sulawesi Selatan, kemarin (11/11/2016).
Hal ini menurut Lukman menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, terutama pendidikan tinggi keagamaan (PTK). Peran PTK semakin penting seiring dengan menguatnya kecenderungan cara beragama masyarakat yang instan.
“Itu tantangan bagi lembaga pendidikan seperti STAIN yang konsen di bidang agama,” papar Lukman.
Menurut Lukman, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat harus dimanfaatkan secara bijak hingga tidak sampai menyebabkan agama kehilangan rasa cinta.
“Medsos telah menggantikan pola hubungan antara anak dan orang tua. Guru dan murid. Bahkan santri kepada kyai. Sopan santun yang dulu diajarkan orang tua pada anak kini hilang dari dalam keluarga. Kehangatan cinta kasih antar anggota keluarga tergantikan kehadiran gadget di tangan masing-masing,” jelasnya.