JAKARRTA, EDUNEWS.ID-Para ilmuwan BMKG AS memperkirakan fenomena badai geomagnetik yang terjadi awal pekan lalu merupakan peringatan akan terjadinya badai matahari yang lebih dahsyat yang diperkirakan akan terjadi pada 2025.
Seperti dilansir dari Daily Star Senin (8/11/2021), fenomena badai matahari minggu lalu terjadi sebagai akibat dari serangkaian ledakan di permukaannya yang menunjukkan bahwa aktivitas matahari tidak hanya mempengaruhi matahari.
Pasalnya, saat erupsi mencapai bumi, dapat menimbulkan fenomena yang disebut cuaca luar angkasa, yang dapat merusak satelit serta menghasilkan peristiwa cahaya aurora.
“Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas matahari hanya sedikit, tetapi sekarang fenomena itu menjadi lebih sering. Ini telah mempercepat siklus matahari berikutnya, yang kami prediksi akan terjadi pada tahun 2025,” kata Bill Murtagh, Koordinator Program Pusat Prakiraan Cuaca Luar Angkasa, Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS.
Murtagh menambahkan, badai geomagnetik pekan lalu berasal dari Corona Mass Ejection (CME), yaitu gelombang material dari Matahari yang terkadang meledak.
“CME adalah awan gas plasma seberat miliaran ton yang memiliki medan magnet . Ketika Matahari meniupkan magnet ini ke luar angkasa, mereka akan dipindahkan ke bumi. Namun, bumi memiliki medan magnetnya sendiri dan jika magnet ini bercampur, akan menghasilkan badai geomagnetik yang besar dan menghancurkan,” jelasnya. (int/sind)