MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Kericuhan sempat terjadi saat FAMT (Forum Anti Mafia Tanah) menghelat aksi demonstrasi di Mapolres Luwu, pada Senin (6/11/2023).
‘Luwu Lumbung Mafia Tanah’ jadi tajuk utama demonstrasi dengan membawa dua tuntutan besar.
Pertama, menuntut Polres untuk menangkap serta memenjarakan mafia tanah. Kedua, menuntut pengembalian hak masyarakat, pemilik asli atas tanah, yang diklaim oleh mafia tanah.
Wawan Kurniawan selaku Jenderal GAM (Gerakan Aktivis Mahasiswa) Luwu Raya mengaku akan menginvestigasi lebih lanjut identitas oknum polisi yang memukuli massa aksi hingga benjol dengan ember.
“Saya selaku Jenderal GAM Luwu Raya, meminta kepada Pimpinan Polres Luwu untuk memberikan sanksi setimpal terhadap oknum yang bertindak semena-mena terhadap kader GAM,” tegas Wawan dalam keterangannya kepada edunews.id, pada Kamis (9/11/2023) siang.

Wawan Kurniawan, Jenderal GAM Luwu Raya. Sumber: Dok. Istimewa.
Ketika tak ada itikad baik dari Polres untuk menindak oknum pemukul, Wawan bersama pihaknya akan menindaklanjuti kejadian ini ke Polda Sulsel.
“Jika hal tersebut tidak dapat ditindaklanjuti oleh Polres Luwu, maka Kami akan mendesak Kapolda Sulsel untuk mengevaluasi kinerja serta mencopot Kapolres Luwu dari jabatannya,” lanjutnya.
Ia menilai bahwa kejadian ini akan menjadi catatan dalam sejarah bahwa Polres tak mampu menjadi pengayom dan menerapkan aturan yang berlaku dalam melakukan pengamanan terhadap aksi unjuk rasa.
“Ini sudah melanggar SOP Pengamanan yang mestinya menjadi pedoman dalam pengamanan,” tutur Wawan.

Massa aksi yang dipukul oleh oknum polisi. Sumber: Dok. Istimewa.
Sebelumnya, Ia menyampaikan dugaan bahwa kericuhan dan pemukulan terhadap massa aksi dipicu akibat aksi saling dorong.
Aksi saling dorong terjadi akibat Polisi tidak menerima massa aksi melakukan penghalangan saat sedang berusaha memadamkan api menggunakan air sabun.
“Kericuhan bermula saat massa aksi membakar ban bekas, namun berupaya dihalangi oleh aparat kepolisian sehingga aksi saling dorong tak terhindarkan,” sebut Wawan.
