JAKARTA, EDUNEWS.ID – Konferensi Nasional Sejarah (KNS) X tahun 2016 menghasilkan sejumlah rekomendasi bagi pemerintah. Salah satu rekomendasi dari KNS yang berlangsung sejak 7-10 November 2016 tersebut ialah terkait Arung Sejarah Bahari (AJARI).
Konferensi yang diikuti berbagai sejarahwan dan peminat sejarah tersebut menilai perlu dihidupkannya kembali kegiatan nyata untuk menumbuhkankembangkan semangat dan cinta laut. AJARI merupakan bentuk nyata pelayaran bagi generasi muda, sehingga mereka yang tinggal jauh dari laut mampu mengenal dekat kekayaan bahari yang dimiliki Indonesia.
Selain AJARI, terdapat sejumlah rekomendasi lainnya yang dirumuskan pada pelaksanaan KNS. Yakni perlunya pembangunan budaya bahari sebagai landasan dari sebuah negara maritim yang telah menyatakan laut sebagai pemersatu bangsa.
Kemudian perlunya paradigma baru dalam merumuskan visi kelautan Indonesia untuk pembangunan manusia. Ini karena dinamika laut tidak hanya pada permukaannya tetapi juga kekayaan yang terdapat di dalamnya. Pemupukan tradisi historiografi Indonesia juga dinilai perlu, untuk melihat laut sebagai dimensi baru dalam dinamika pembangunan.
Poin penting lainnya dalam rekomendasi tersebut juga menyinggung soal penataan kembali sistem pendidikan nasional. Dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan sejarah. Seperti rekontruksi kreatif sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta tanah air, serta semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.