JAKARTA, EDUNEWS.ID – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyebut skill teknologi digital bukan lagi sebuah pilihan, tapi sudah menjadi suatu kebutuhan terlebih dalam aspek pendidikan.
Ia menyarankan agar pesantren memanfaatkan teknologi alias go digital di sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang tak terdampak pandemi global Covid-19.
“Alumni Pesantren Suryalaya ini harus menguasai skill teknologi karena bukan lagi sebuah pilihan, tapi suatu keharusan dan kebutuhan,” katanya dalam Webinar EcoPesantren Citanduy Ngaruy, Jumat (4/9/2020).
Menurutnya, pesantren harus bisa mandiri secara ekonomi, lalu melakukan maksimalisasi di bidang pertanian, karena selama Covid-19 bidang tersebut mengalami peningkatan produksi. Dilengkapi skill teknologi sebagai suatu keharusan dan kewajiban.
Terkait sektor pertanian, Kang Emil mencontohkan keberhasilan pemanfaatan teknologi digital oleh Pondok Pesantren Al Ittifaq di daerah Ciwidey, Kabupaten Bandung.
“Proses penjualannya sudah menggunakan e-commerce dengan packaging yang lebih inovatif dan tentunya tetap higienis,” tutur Kang Emil.
Melalui “Citanduy Ngaruy”, Kang Emil pun berharap program penanaman pohon di Daerah Aliran Sungai Citanduy yang diinisiasi oleh Pondok Pesantren Suryalaya ini bisa bersinergi dengan program Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar untuk penanaman 50 juta pohon.
“Mudah-mudahan ini bisa disukseskan oleh santri Pondok Pesantren Suryalaya di DAS Citanduy berkolaborasi dengan BBWS Citanduy,” ucapnya.
Modern tapi Tetap Islami
Selain itu, Kang Emil pun membeberkan program keumatan yang dimiliki Pemda Provinsi Jabar, antara lain One Pesantren One Product (OPOP) yang memberikan modal ke pesantren untuk berwirausaha dan go digital bekerja sama dengan e-commerce.
Kang Emil berujar, pihaknya juga mempunyai program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha). Sekitar 1.300 hafidz di desa dan ditargetkan seluruh desa di Jabar akan memiliki minimal satu hafidz dalam tiga tahun.
Selain itu, Pemda Provinsi Jabar juga memiliki program Dakwah Digital untuk mendigitalisasi kitab-kitab kuning melalaui dakwah para kiai di media sosial.
“Provinsi Jabar itu harus modern dan maju dari sisi teknologi, tetapi juga harus tetap Islami,” ujarnya.
cnn
