MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Pemerintah Kota Makassar menggelar kegiatan Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Pemenuhan Hak Anak Bagi Lembaga Penyedia Layanan
Peningkatan Kualitas Hidup Anak, Selasa (15/4/25) di Hotel Golden Tulip, Jl Sultan Hasanuddin, Kota Makassar.
Kegiatan yang menghadirkan unsur dokter dan psikolog itu mengangkat tema terkait Penguatan Kesehatan Mental Bagi Anak dan Remaja di Kota Makassar.
Hadir dalam kegiatan itu yakni, Achi Solaeman Kepala Dinas (Kadis) DP3A Makassar, Nurfaidah Ardis Psikolog Pusat Pembelajaran Keluarga Anak (Puspaga) Makassar dan dr Indrawati Suhuyanli Spesialis Kesehatan Mental Rumah Sakit Wahidin.
Kadis DP3A Makassar, Achi Solaeman dalam sambutannya menuturkan pentingnya kesehatan mental bagi anak dan remaja.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental anak dan remaja, terutama di tengah tantangan sosial yang semakin kompleks,” tuturnya.
Psikolog Nurfaidah Ardis dalam paparannya menyebutkan indikator kesehatan mental bagi anak dan remaja kepada peserta kegiatan.
“Indikator kesehatan mental yaitu mengetahui potensi yang dimiliki, mampu mengatasi takanan dalam keseharian serta berkontribusi aktif di lingkungan sekitar. Itulah pentingnya teman-teman mengenali diri, apa potensi yang dimiliki sehingga bisa dikembangkan dengan baik,” ulasnya.
Tak hanya mengulas soal indikator kesehatan mental. Ia juga mengulas soal tindakan untuk menjaga kesehatan mental.
“Penting dilakukan untuk menjaga kesehatan mental adalah menerima setiap permasalahan yang kita temui. Menerima bukan berarti pasrah, akan tetapi menyadari bahwa kita sedang memiliki masalah sehingga kita akan bergerak untuk mengatasi masalah itu, bukan malam mendiamkan diri,” paparnya.
Sementara itu, dokter Indrawati Suhuyanli menuturkan praktik perundungan (bullying) kerap menjadi indikator utama yang menyebabkan kesehatan mental pada anak dan remaja.
“Yang kerap menjadi faktor awal terganggunya kesehatan mental anak dan remaja yakni praktik perundungan (bullying). Dan praktek bullying ini banyak terjadi melalui media sosial,” sebutnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan siswa yang terdiri dari eleman Forum Anak Makassar (FAM), Kelompok Pramuka SMA 12 Makassar hingga perwakilan SMP dan SMA lainnya di Makassar.
