JAKARTA, EDUNEWS.ID – Sebanyak 15.000 guru adaptif sedang dilatih oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Hal itu guna mengurangi kekurangan sebanyak 91.000 guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Nantinya guru matematika dan seni budaya akan beralih fungsi menjadi guru produktif dan mengajar di SMK. Guru produktif tersebut akan mengajar pada kelompok bidang keahlian seperti maritim, pariwisata, ekonomi kreatif, dan pertanian.
“Kami juga akan merekrut guru dari lulusan politeknik. Dua cara tersebut diharapkan mampu menutupi kekurangan guru SMK dengan secepatnya,” ujar Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud, Sumarna Surapranata di Kantor Kemendikbud, Jakarta, kemarin (3/1/2017).
Ia menjelaskan, guru adaptif tersebut mengikuti pelatihan selama setahun. Pelatihan diselenggarakan dua kali di SMK sesuai bidangnya dan dua kali di dunia industri dan pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan (P4TK) kejuruan sesuai bidangnya.
“Setelah itu mereka akan mendapat sertifikat keahlian setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP) dan sertifikat pendidik oleh perguruan tinggi. Mereka pada akhirhya akan mendapat sertifikat (keahlian) ganda,” katanya.
Ia mengatakan, guru yang direkrut dari lulusan politeknik harus sesuai dengan jurusan kuliah di politeknik. Menurut dia, cara perekrutan tersebut sesuai dengan Pasal 9 UU 14/2005 tentang guru dan dosen dinyatakan lulusan S1 maupun D4 bisa jadi guru.
“Dengan catatan harus mengikuti pendidikan profesi guru terlebih dahulu,” ucapnya.
Terobosan dari Kemendikbud sinergi dengan program prioritas dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang tahun ini tengah mengimplementasikan program revitalisasi pendidikan tinggi vokasi.
