JAKARTA, EDUNEWS.ID – Selama pemimpin-pemimpin masih butuh kekayaan harta untuk dirinya dan kelompoknya, maka sebelum jauh waktunya bumi kiamat, maka negara akan ‘kiamat’ terlebih dahulu.
Demikian disampaikan pengamat sosial keturunan Tionghoa, Kan Hiung kepada edunews.id, Senin (16/1/2017). Kan mengatakan selama hukuman untuk para koruptor masih ringan jangan berharap negeri ini akan terbebas dari bahaya laten korupsi.
“Dan jangan berharap akan ada perubahan kebijaksanaan yang adil dan beradab. Saya masih yakin budaya ‘teriak-teriak’ sebagai iklan untuk promosikan dirinya lalu setelah dapat akan mengambil keuntungan dengan berbagai cara agar tetap berkuasa,” katanya.
Pria yang akrab disapa Mr Kan ini menjelaskan bahwa dirinya jika ditakdirkan menjadi pemimpin sebelum mampu merubah dasar-dasar tersebut maka juga berpotensi besar juga akan seperti mereka yang terjerat kasus-kasus korupsi.
“Dan ini bukanlah cara pemimpin yang berkemanusiaan dan salah prinsip dan sistemnya sejak dulu kala,” jelasnya.
Maka, Mr Kan menuturkan sebagai generasi anak bangsa yang saat ini tidak mampu merubahnya, bahwa negara kemungkiman tidak akan utuh 5 sampai 10 tahun mendatang. Dirinya menambahkan negara akan hancur jika dijajag koruptor. Baik pemberi suap maupun yang menerima suap. Karena keduanya tidak mempunyai rasa takut dan cara tersebut sudah mengakar.
“Solusinya mari bangunkan anak-anaak bangsa generasi baru untuk menjadi pemimpin yang mampu merubahnya. Rubah dasar utama yang kuat untuk diterapkan hukumann yang tegas. Seperti hukuman mati untuk para koruptor,” pungkasnya.