CIREBON, EDUNEWS.ID – Sains, teknologi dan inovasi adalah roda penggerak kemajuan sebuah bangsa. Indonesia diperkirakan menjadi negara ekonomi terbesar ketujuh di dunia di tahun 2030 dan membutuhkan 113 juta tenaga terampil namun menurut data di tahun 2012 baru ada 55 juta tenaga terampil
Hampir setengah dari populasi di Indonesia merupakan perempuan, namun partisipasi kerja perempuan Indonesia masih tergolong rendah (52,1 % per Februari 2016). Padahal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dibutuhkan peran laki-laki dan perempuan di pasar kerja yang kompetitif. Representasi perempuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang sains dan teknologi pun tergolong masih rendah.
Berdasarkan kondisi tersebut, Indonesia bekerja sama dengan Jerman menyelenggarakan SMK Girls Innovation pada 24-26 Oktober 2016 lalu di Hotel Swiss Belinn, Cirebon. SMK Girls Innovation merupakan program kerja antara Kementerian Kerjasama Pembangunan Jerman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kementerian Perindustrian Indonesia dan Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia.
Para peserta merupakan 34 siswi dan 13 guru pendamping dari 11 SMK. 34 siswi tersebut adalah siswi yang berhasil lolos seleksi yang diadakan oleh panitia. Lebih dari 120 surat motivasi diterima oleh panitia dan diseleksi dengan ketat oleh tim Sustainable Economic Development through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET) PT Intel Indonesia dan Jurnal Perempuan.
Tiga hari penuh siswi dan guru pendamping mendapatkan materi tentang design thinking dan pengembangan proyek yang inovatif, pemahaman mengenai pentingnya pengarusutamaan gender, bimbingan karir serta nilai-nilai kepemimpinan dan kerja sama. Tiap sekolah diberi tugas untuk menciptakan satu inovasi berdasarkan masalah yang ada di lingkungan mereka dengan menggunakan Galileo board dari PT Intel Indonesia. Di hari terakhir tiap kelompok diminta memaparkan hasil penemuan mereka ke seluruh peserta. Dari hasil penilaian diputuskan SMKN 1 Jepara mendapatkan nilai tertinggi untuk inovasi dalam mengukur suhu dalam tambak tradisional.
Setelah acara SMK Girls Innovation Camp ini, peserta diminta untuk menuliskan makalah dibantu oleh guru pendamping dan mereplikasi beberapa sesi pelatihan di sekolah masing-masing sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini. Di bulan Januari 2016 peserta akan mengumpulkan laporan mereka terhadap tindak lanjut yang telah dilakukan. Melalui rencana tindak lanjut ini diharapkan kesinambungan pelatihan tersebut terwujud dan membawa dampak yang besar bagi masyarakat sekitar.
